Wakaf bermanfaat luas bagi kesejahteraan umat, karena wakaf bukan sekadar sedekah biasa. Namun, wakaf di Indonesia belum berjalan dengan efektif. Salah satunya karena tingkat literasi dan pemahaman masyarakat soal wakaf masih rendah.
Pemimpin Redaksi (Pemred) kumparan Arifin Asydhad menilai, isu perwakafan yang beredar di massa cenderung monoton dan belum mengangkat isu-isu yang menarik. Kondisi ini menjadi tantangan untuk pemimpin redaksi maupun pemangku kepentingan perwakafan.
“Konten wakaf masih kurang unik sehingga belum mampu memancing ketertarikan pembaca. Konten hanya seputar pengertian, syarat penerima, jenis wakaf dan informasi umum,” ujar Arifin dalam Workshop Jurnalis Wakaf 2022 di Hotel Savero Bogor, Jumat (8/4).
Menurut Ketua Forum Pemred ini, isu wakaf perlu diangkat karena berperan sebagai sarana ibadah, mewujudkan kesejahteraan sosial, dan mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Namun, cara pemberitaannya harus berbeda dengan mengambil angle yang menarik.
“Pemberitaan wakaf tidak terpaku pada informasi yang mengulang, selama ini selalu siarkan siaran pers,” katanya.
Cara media memperkuat literasi wakaf, lanjut Arifin, yakni memberitakan peristiwa seputar penerima dan pemberi wakaf, memperbanyak variasi konten, dan berperan dalam penggalangan dana wakaf.
Terakhir, Arifin menyarankan bagi pemangku kepentingan perwakafan untuk menunjukkan bukti nyata manfaat wakaf dan perannya dalam mensejahterakan masyarakat