JAKARTA—Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf mengamanatkan Pemerintah dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk melakukan pembinaan terhadap para nazhir dalam mengelola dan mengembangkan wakaf. Karena itu, BWI mengajak semua nazhir, terutama yang mengelola masjid-masjid besar di Jakarta, untuk memproduktifkan harta wakaf yang mereka kelola.
“Kita sudah surati mereka untuk silaturahmi dan sosialisasi wakaf produktif dan wakaf uang dua hari yang lalu,” terang Direktur Eksekutif BWI, Achmad Djunaedi, Rabu ( 23/10/2013), di kantornya.
Menurut Djunaedi, penting bagi masjid-masjid wakaf di seluruh Indonesia untuk mengubah paradigma pengelolaan, dari wakaf konsumtif menjadi wakaf produktif, dari nazhir ala kadarnya menjadi nazhir profesional. “Mengenaskan sekali, di kanan kirinya sudah berdiri gedung-gedung bisnis dan perkantoran tinggi menjulang, sementara masjid hanya satu lantai, kotor, dan hanya mengandalkan kotak amal untuk membiayai operasionalnya. Jadinya, Islam identik dengan ketertinggalan.” geram Djunaedi.
Dengan dikelola secara produktif oleh nazhir yang profesional, masih menurut Djunaedi, masjid bukan hanya menjadi mandiri dalam pembiayaan operasional, tetapi juga bisa mengembangkan program-program pemberdayaan masyarakat secara mandiri, seperti pendidikan keagamaan, perpustakaan umum, beasiswa, dan kegiatan-kegiatan sosial lain. “Untuk itulah kita sosialisasikan wakaf produktif kepada mereka.”
Dalam hal ini, BWI tidak bergerak sendiri. Lembaga ini juga berkoordinasi dan bekerja sama dengan Kementerian Agama, Dewan Masjid Indonesia, Islamic Development Bank, dan pihak-pihak lain. Djunaedi berharap upaya ini bisa didukung oleh semua pihak agar semua masjid di Indonesia bisa mandiri dan berdaya. “Syaratnya Cuma satu, wakaf produktif dan profesional.”
Di antara masjid-masjid yang sudah dikirimi surat oleh BWI adalah Masjid Raya Pondok Indah, Masjid Agung Sunda Kelapa, Masjid Jami Kebon Jeruk, Masjid Al-Mughni Gatot Subroto, Masjid Baitul Mukhlishin Semanggi, Masjid Said Naum Tanah Abang, Masjid Hidayatullah Sudirman, dan Masjid Al-Bayyinah Setiabudi. (nurkaib)