BWI.go.id – Badan Wakaf Indonesia (BWI) menerima kunjungan delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Mufti Ayder Rustamov, Mufti Administrasi Keagamaan Republik Otonom Krimea. Dari BWI, hadir Dr. Sulistyowati, Dr. Emmy Hamidiyah, dan Shalahuddin untuk menyambut delegasi tersebut. Dalam pertemuan ini, dibahas berbagai isu terkait perkembangan komunitas Muslim di Ukraina dan penjajakan kerjasama terkait wakaf.
Mufti Ayder Rustamov mengungkapkan bahwa sejak 2016, komunitas Muslim di Ukraina telah mengalami kebangkitan. “Kami mulai kembali dari nol. Saat ini, terdapat 21 komunitas Muslim baru, dengan masjid utama terletak di Kiev. Di Ukraina, terdapat sekitar 2 juta Muslim, mayoritas berasal dari Tatar Crimea,” ujarnya. Ia menekankan bahwa Crimea kini menjadi pusat komunitas Muslim terbesar di Ukraina, dengan 115 masjid yang tersebar di wilayah tersebut. Rustamov juga menyoroti kebebasan beragama di Ukraina yang sangat baik, di mana warga negara yang memeluk Islam, seperti yang mengganti namanya menjadi Abdullah, mendapatkan pelayanan yang baik dari pemerintah.
Dr. Emmy Hamidiyah menanyakan tentang praktik Zakat dan Wakaf di Ukraina. Rustamov menjelaskan bahwa struktur keagamaan di Ukraina terintegrasi dengan pemerintah, tanpa adanya kementerian khusus. “Kami memiliki Dewan untuk Gereja dan Agama lain, di mana saya sebagai mufti menjadi anggotanya. Zakat dan Wakaf dikelola di tingkat komunitas,” jelasnya.
Mengenai wakaf, Rustamov mengungkapkan bahwa pada masa lalu, Krimea memiliki wilayah yang sebagian besar merupakan wakaf. Namun, selama periode okupasi, banyak aset wakaf dihancurkan.
“Saya memiliki tanggung jawab untuk menghidupkan kembali tradisi wakaf ini. Kunjungan kami ke Indonesia adalah untuk menjajaki peluang kerjasama dalam pembangunan wakaf di Ukraina,” katanya. Ia mengusulkan program kemanusiaan selama Ramadan dan sepanjang tahun untuk membantu warga Ukraina yang terdampak perang, termasuk anak-anak yang orang tuanya ditangkap.
Shalahuddin mengusulkan untuk membuat kampanye bantuan bagi Ukraina. Rustamov menyatakan bahwa semua proyek yang diusulkan dilengkapi dengan dokumen resmi yang dapat disampaikan kepada pihak terkait.
Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang kerjasama yang lebih luas antara Indonesia dan Ukraina, khususnya dalam bidang keagamaan dan kemanusiaan.