Jakarta (14/4/08) | Ketua Yayasan Gema (Gerakan Mahabbah) Alquran Cut Putri mengungkapkan umat Islam Indonesia saat ini masih banyak yang membutuhkan mushab Alquran. Karena itu, ia mengajak umat Islam Indonesia di mana pun berada untuk menggerakkan saudara-saudaranya mewakafkan kitab suci Alquran. ''Dalam kondisi yang normal saja, masih banyak individu Muslim Indonesia yang belum memiliki kitab suci Alquran, apalagi ditambah dengan datangnya bencana alam silih berganti, yang menghancurkan banyak aset bangsa termasuk aset umat Islam terpenting yakni Alquran,'' tandas Cut Putri ketika bertandang ke kantor Harian Umum Republika.
Mengutip data Departemen Agama, Cut Putri mengatakan, kebutuhan Alquran di Indonesia mencapai 181 juta mushaf. Sedangkan mushaf yang ada hanya sekitar tiga juta mushaf. 'Berarti masih ada kesenjangan sekitar 178 juta mushaf lagi. Belum lagi mushaf yang hilang atau rusak karena bencana alam, seperti tsunami, gempa dan banjir yang melanda berbagai wilayah di Tanah Air,'' tandas Cut Putri, (3/4).
Sarjana Fakultas Kedokteran Unpad yang menjadi saksi dahsyatnya bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004 dengan mengabadikan musibah mengerikan tersebut melalui handycamnya mengatakan, tidak penting apakah nantinya umat Islam mewakafkan kitab suci Alquran melalui lembaganya Yayasan Gema Alquran atau tidak. ''Buat kami yang paling penting, bagaimana saudara-saudara kita yang belum memiliki kitab suci Alquran bisa memilikinya. Mari mencari solusi dalam menyikapi hal ini demi meratanya kepemilikan mushaf Alquran untuk setiap individu muslim Indonesia,'' tegasnya.
Yayasan Gema Alquran yang dikomandani Cut Putri sejak enam bulan lalu, terus menggelorakan semangat wakaf Alquran. ''Gema Alquran berusaha menjadi bagian dari solusi minimnya Alquran yang dimiliki umat Islam Indonesia, terutama bagi mereka yang terkena bencana di sejumlah daerah di Indonesia. Silakan mewakafkan Alquran,'' ajak wanita berdarah Aceh ini penuh simpatik.
Cut Putri kemudian mengungkapkan latar belakang dari gerakan wakaf dan mencintai Alquran yang dilakukannya. ''Pascabencana tsunami di Aceh, berbagai bangunan rumah, sekolah-sekolah dan bangunan lainnya dalam waktu yang tidak terlalu lama, sudah didirikan kembali oleh pihak-pihak yang terpanggil untuk membantu. Sayang, kitab suci Alquran yang ikut hancur dalam bencana tersebut, tidak banyak yang memperhatikan. Jangan sampai saudara-saudara kita yang terkena musibah itu, hilang dari dada mereka cahaya Alquran,'' tegas Cut Putri mengingatkan.
Ia menambahkan, lembaganya bukan berniat meminta-meminta Alquran kepada pihak-pihak tertentu. ''Semangat kami adalah mendorong dan menggerakkan supaya ada semangat dalam jiwa umat Islam Indonesia untuk membantu saudaranya yang kesulitan. Umat Islam memiliki kemuliaan. Jika seluruh umat Islam Indonesia bersatu, bukan tidak mungkin masalah kelangkaan kitab suci Alquran ini akan segera teratasi. Mari bersatu bersama-sama mewujudkan kebiasaan saling memberi mushaf Alquran,'' tandas Cut Putri yang belakangan ini banyak menyambangi daerah-daerah bencana untuk menyampaikan sumbangan wakaf Alquran dari umat Islam.
Ditambahkannya, banyak daerah yang membutuhkan Alquran. Termasuk masyarakat Papua. ''Tapi tidak mungkin kita membawa Alquran ke sana. Karena, ongkosnya pasti mahal. Yang terbaik adalah menggerakkan masyarakat maupun perusahaan dan instansi terkait lainnya di daerah itu untuk ikut serta dalam gerakan wakaf Alquran,'' papar dia. (rpblk/dam/ika)