Garapan Utama BWI : Fokus Wakaf Produktif

Tak ada hari tanpa kegiatan. Barangkali, itulah gambaran kegiatan yang dilakukan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) sejak kepemimpinan periode 2018-2023 lembaga pemerintah non kementerian itu terbentuk. Rabu-Kamis-Jumat (13-15 Maret 2019) dilangsungkan Rapat Kordinasi BWI Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota se DKI Jakarta, Jabar dan Banten.

‘’Kita ingin ada kesamaan pemahaman mengenai apa itu BWI dengan fokus utama garapannya Wakaf Produktif (WP), program kerja hingga penguatan organisasi melalui konsolidasi organisasi. Semua dibahas dalam rapat kordinasi selama tiga hari di Bandung,’’ kata Humas BWI, Drs. H. Susono Yusuf di Jakarta kemarin.

Itu semua, diakuinya sebagai kegiatan konsolidasi internal BWI. Selain itu, usaha sosialisasi atau pengenalan BWI dan berbagai bidang garapannya kepada masyarakat luas, juga dilakukan. Tetapi, untuk sementara ini baru fokus untuk kalangan perguruan tinggi atau ke kampus-kampus dengan target utama para mahasiswa dan para dosennya. Kegiatan ini dikenal dengan Wakaf Goes To Campus (WGTC).

Kegiatan-kegiatan tersebut yang sudah dilakukan, pertama di Kampus UI Depok. Kemudian beberapa kampus di Banten, Jabar, Jateng dan Jatim. ‘’Untuk Goes To Campus DIY, dilaksanakan 27, 28 dan 29 Maret. Kegiatan itu, melibatkan UGM, UNY (dulu IKIP Yogyakarta) UIN Sunan Kalijaga, UPN Yogyakarta dan UNU Yogyakarta serta UMY,’’ kata Susono yang merupakan penggagas dan penggerak kegiatan Wakaf Goes To Campus itu.

Sedangkan mengenai rapat kordinasi yang dimulai Rabu 13 Maret 2019 di Bandung, Susono mengungkapkan akan dilaksanakan dalam bentuk seminar dan diskusi. Pimpinan BWI Pusat seperti dijelaskan di atas, mengenai perlunya kesamaan pemahaman apa itu BWI dengan fokus utama garapannya Wakaf Produktif (WP), program kerja hingga penguatan organisasi melalui konsolidasi organisasi.

Sementara para perwakilan dari daerah-daerah, baik dari provinsi atau kabupaten/kota diharapkan bisa mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi dalam usaha mengembangkan Wakaf Produktif atau WP di daerah masing-masing. ‘’Kendala-kendala yang mereka hadapi akan kita bahas bersama, bagaimana mengatasinya,’’ kata Sony, panggilan akrabnya, menutup penjelasannya. (Bahar Maksum)

Loading

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *