Wakaf Buku dan Pencanangan Gemar Membaca

 Yogyakarta (23/5/08) | Bupati Kulonprogo H Toyo Santoso Dipo mewakafkan sejumlah buku bagi perpustakaan Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kulonprogo

Presiden: Pengelolaan Wakaf Uang Harus Tepat
Kerjasama Dengan Kementrian ATR/BPN dan Agama, BWI Adakan Penyerahan Sertipikat Tanah Wakaf Nasional
Menteri ATR/BPN Sebut Pemanfaatan Wakaf Perlu Diperluas

 

Yogyakarta (23/5/08) | Bupati Kulonprogo H Toyo Santoso Dipo mewakafkan sejumlah buku bagi perpustakaan Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong masyarakat agar gemar membaca. Bupati menginstruksikan kepada seluruh karyawan Pemkab Kulonprogo wajib untuk membaca selama 7 menit setelah olahraga hari Jumat. Pada kesempatan itu, ia juga memprogramkan pendirian perpustakaan warga pada tiap desa di wilayah Kulonprogo. Karena itu, perlu dukungan Perpustakaan Nasional.

 

Pernyataan itu disampaikan Bupati Kulonprogo setelah mencanangkan Yogyakarta 3 Menit Membaca dalam Pameran dan Bursa Buku di Gedung Kesenian Jl Sutijab, Wates, Kulonprogo, (14/5). Selain Bupati, wakaf buku juga dilakukan pejabat yang hadir, antara lain perjabat dari Perpusnas RI, Dewan Pengembangan Perpustakaan DIY, Ikatan Pustakawan Indonesia DIY, PT BP KR, dan IKAPI.

Hadir pula dalam acara tersebut, Kepala Perpustakaan Nasional Drs Dady P Rachmananto MLS, Ketua GPMB DIY Drs Hajar Parmadhi MA, Direktur Pemasaran PT BP Kedaulatan Rakyat Group Fajar Kusumawardhani SE, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), unsur perbankan, serta undangan lainnya.

Pada kesempatan itu, Toyo menyayangkan harga buku yang belum terjangkau. ”Perpustakaan sangat penting untuk meningkatkan budaya baca masyarakat, tetapi harga buku di Indonesia masih terlalu mahal. Kondisi ini menyebabkan masyarakat enggan membeli buku dan budaya baca ketinggalan cukup jauh dari negara lain,” ujarnya.

Ketertinggalan minat baca masyarakat Indonesia, menurutnya, merupakan perkara yang menyebabkan ketertinggalan bangsa ini di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia berharap pencanangan Yogyakarta 3 Menit Membaca dapat menuai hasil, sebab di Eropa dan Jepang membaca sudah biasa dilakukan selama 5 hingga 7 jam perhari. Mampukah kita? (kr/aum) 

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: