Malang (24/12/08) |  Rumah Sakit Islam (RSI) Malang berdiri pada tahun 1994 di atas lahan seluas dua hektar lebih. RSI ini berada dibawah Yayasan Universitas Islam Malang (Unisma) yang membawahi beberapa unit pelayanan seperti pendidikan, kesehatan, pertokoan dan Aswaja Center. RSI Malang ini merupakan tanah wakaf yang pada awalnya dimiliki oleh Yayasan Pendidikan Ma'arif NU.

 

“Demi pengembangan yang lebih produktif, maka lahan seluas dua hektar ini dikembangkan menjadi sebuah rumah sakit yang bisa melayani kesehatan masyarakat,” kata Ketua pengeloa wakaf (nazhir) RSI Malang, Zawawi Muchtar.

Zawawi menjelaskan, seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dan memberikan kenyamanan kepada pasien yang rawat inap, khususnya kalangan mampu, maka pengelola memberanikan diri untuk mengusulkan pinjaman dana kepada Departemen Agama (Depag), melalui Direktorat Jenderal Bimas Islam untuk membangun ruangan VIP (Very Important) RSI Malang.

Pada akhir tahun 2006, permohonan itu disetujui dengan memberikan uang senilai Rp 2 Miliar sebagai wakaf produktif. “Dan pada November 2006, pembangunan ruangan VIP seluas 600 meter persegi pun dilaksanakan. Tepat dua bulan kemudian, bangunan berlantai dua itu sudah bisa digunakan,” ujar Zawawi.

Kini, dengan hadirnya ruang VIP ditambah dengan ruang apotik, pelayanan kesehatan di RSI Malang ini pun makin lebih baik. “Kami akan terus meningkatkan pelayanan demi memberikan yang terbaik kepada umat,” jelasnya.

Zawawi menjelaskan,  laba yang didapatkan dari pelayanan RSI Malang, sebagian dipergunakan untuk penambahan peralatan medis. “Minimal, setiap tahun kami harus melakukan investasi sekitar Rp 300 juta untuk pembelian peralatan medis yang lebih maju,” tambahnya. Menurut Zawawi, total aset yang dimiliki RSI Malang saat ini lebih dari Rp 50 miliar.

Dengan peralatan medis yang makin lengkap, ditambah tenaga dokter spesialis yang semakin banyak serta laboratorium, ruang inap, apotik, ruang dokter dan ruang operasi, pelayanan kepada masyarakat juga semakin ditingkatkan. “Kami terus membuka peluang kerjasama dengan pihak lain, termasuk investor yang berminat untuk menanamkan modalnya untuk dikembangkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya.

Ia menambahkan, kerjasama yang sudah dilakukan antara lain dengan Pemda Malang, Depag, Dinas Kesehatan, dan pemerintah Malaysia. “Pemerintah Malaysia menyerahkan perawatan kesehatan para mahasiswanya yang menuntut ilmu di Malang kepada RSI ini,” tambahnya. Bahkan, lanjutnya, dengan organisasi kesehatan dunia (WHO), RSI Malang menjalin kerjasama dalam hal penyediaan ruang khusus pasien penyembuhan HIV.

Selain lembaga diatas, sebagai salah satu bentuk layanan sosial, RSI Malang ini juga memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada pasien tidak mampu, pasukan kuning (petugas kebersihan), dan lainnya. Termasuk dalam hal operasi bibir sumbing.

Kini, kata Zawawi, berkat investasi yang terus dilakukan dalam peningkatan peralatan medis, ditambah dengan pengembangan modal melalui apotik dan lainnya, RSI Malang ini terus berkembang sesuai dengan harapan. “Kami berharap, terus memberikan yang terbaik, termasuk dalam penyediaan ruangan khusus untuk proses penyembuhan pasien,” ujarnya.

Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan, termasuk dalam pemeriksaan kesehatan calon haji, RSI Malang ini, kata Zawawi, berhasil mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Bahkan, kata dia, pengakuan dari pemerintah luar negeri untuk mempercayakan pelayanan kesehatan para mahasiswanya kepada RSI Malang, menunjukkan betapa besarnya peran RS ini. “Semoga kami (Zawawi Muchtar, Khozin Ismail dan Prof Dr Ahmad Shodiqy SH, red), bisa mengelola RSI Malang ini menjadi makin produktif untuk kepentingan umat,” tegasnya.

Inilah salah satu potret sukses seorang nazhir yang amanah dan profesional dalam mengembangkan harta umat. [sya/aum]

Loading

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent posts