Dari Donasi Hingga Wakaf Alquran

 Jakarta (19/1/09) | Kegiatan malam dana Papua Muslim Care yang diselenggarakan Badan Wakaf Alquran (BWA) bekerja sama dengan Al Fath Kaffah Nusa

BWI Gelar Rakornas Guna Tingkatkan Pertumbuhan Wakaf Nasional
Materi Wakaf Goes TO Campus Virtual 2020
Developing Integrated Cash Waqf Model in Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) – BWPS No. 08 2021

 

Jakarta (19/1/09) | Kegiatan malam dana Papua Muslim Care yang diselenggarakan Badan Wakaf Alquran (BWA) bekerja sama dengan Al Fath Kaffah Nusantara (AFKN) di Balai Kartini Jalan Gatot Subroto, Jakarta, berlangsung meriah. Meski bertajuk penggalangan dana, aktivitas sosial yang lain juga dilakukan, yakni pemberian wakaf Alquran dan beasiswa untuk putra-putri Papua yang sedang belajar di berbagai pondok pesantren di sejumlah daerah di Indonesia.

 

Ratusan kursi yang tersedia, tampak terisi penuh. Ini menunjukkan antusiasme warga dalam membantu umat Muslim di Papua yang masih membutuhkan dukungan. Selain elemen masyarakat, sejumlah tokoh dan ulama juga hadir, antara lain Ketua MUI KH Amidhan, Kepala Divisi Syariah BNI Ismi Kushartanto, pengusaha asal Kalimantan Ustadz Lihan, Ustadz Subki Al Bughuri, Hari Moekti hingga Opick, pelantun tembang-tembang rohani.

Ustadz Fadhlan Garamatan, ketua umum AFKN, sebuah lembaga sosial dakwah dan pembinaan sumber daya manusia, mengaku terharu atas dukungan dan perhatian umat Islam di Ibu Kota dan sekitarnya. Secara keseluruhan, terkumpul dana wakaf sebesar Rp 1,2 miliar.

Menurutnya, bantuan itu akan dipergunakan untuk pengembangan dua program aplikatif, yakni sarana transportasi air sungai dan pesisir serta membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. ''Keseluruhannya sendiri membutuhkan dana Rp 27 miliar,'' tandasnya di sela-sela acara yang digelar pada Jumat malam itu, (9/1).

Adapun Ketua MUI Pusat Drs KH Amidhan menegaskan, dukungan dan bantuan konkret bagi umat Islam di Papua sangat diperlukan. Ini lantaran, dirinya menengarai masih ada 'lingkaran setan' di sana.

''Karena terbelakang maka miskin. Karena miskin jadi bodoh, karena bodoh jadi terbelakang. Jadi berputarputar seperti di dalam lingkaran, sehingga harus dipotong,'' urai Amidhan.

Bagaimana caranya? Menurut dia, upaya yang sedang digencarkan Ustadz Fadhlan merupakan jawabannya. ''Yaitu dengan pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan,'' katanya lagi.

Selama ini, lanjut dia, orang-orang asing yang datang ke Papua, bukan berusaha memotong 'lingkaran setan' ini, malah justru memeliharanya. ''Tidak ada keberpihakan terhadap warga asli Papua, mereka hanya ingin menangguk kekayaan alamnya saja, sementara penduduk sekitar dibiarkan terbelakang,'' ujar Amidhan.

Dan hal tersebut berbeda dengan misi yang diemban para pendakwah. Islam, jelasnya, tidak akan membiarkan 'lingkaran setan' itu berlangsung terus menerus. ''Islam sangat memanusiakan mereka (orang-orang Papua),'' dia menambahkan.

Wakaf Sejuta Alquran


Ustadz Lihan, seorang pengusaha asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sepakat sebagai sesama Muslim, harus saling membantu. ''Seperti tubuh, kalau ada satu anggota tubuh yang sakit, maka semuanya ikut merasakan sakit. Kita harus merasakan juga kesulitan yang dihadapi saudarasaudara kita di Papua, dengan membantu kegiatan mereka.''

Bantuan tersebut, bisa berupa harta atau jiwa. ''Yang punya harta silakan dengan hartanya, yang punya kekuatan jiwa, silahkan berkorban dengan sepenuh jiwanya,'' ujar Lihan .

Kepala Divisi Syarian BNI Ismi Kushartanto yang malam itu memberikan wakaf 1.000 Alquran, mengaku sangat senang bisa berpartisipasi. Langkah itu dilihatnya sebagai bentuk kepedulian lembaga atau perusahaan, yang jangan hanya sekadar mencari keuntungan, melainkan aktif dalam kegiatan sosial keagamaan.

Menurut Ismi, apa yang dilakukan oleh Badan Wakaf Alquran bekerja sama dengan Al Fath Kaffah Nusantara, merupakan kegiatan yang mulia, terutama sebagai upaya peningkatan kegiatan dakwah di wilayah timur Indonesia.

''Apalagi dengan memberikan wakaf Alquran. Bagi kita di sini mungkin tidak seberapa, tapi bagi saudara-saudara kita di Papua, bisa jadi sungguh berharga,'' tegasnya kemudian.

Disebutkan, lembaganya bercitacita untuk bisa mewakafkan sejuta Alquran, secara bertahap tentunya. Selain itu, dukungan juga diberikan dalam bentuk pemberian beasiswa pendidikan, seperti kepada tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang yang kurang mampu senilai Rp 400 juta. Semoga amal ibadah ini diterima Allah SWT, Amin. (rpblk/dam)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: