Ketua Badan Wakaf Indonesia Prof. Muhammad Nuh memberikan sambutan dan pengarahan dalam acara pembukaan rapat koordinasi nasional di Hotel Aryaduta, Jakarta. Selasa malam (10/12/2019).
Muhammad Nuh mengatakan, wakaf tidak boleh diam, harus produktif. Sebab setiap wakaf memiliki potensi keuangan yang besar dan bisa dimanfaatkan kepentingan masyarakat luas.
Menurut mantan Menteri Pendidikan era SBY, wakaf bukan hanya tanah tetapi bisa berbentuk uang dan investasi. Jenis wakaf tersebut memiliki potensi menumbuhkan percepatan pengembangan wakaf. “Wakaf bukan hanya tanah, ada harta lain seperti modal atau membelanjakan modal,” ucapnya.
Selain itu, Muhammad Nuh menjelaskan dalam wakaf tidak boleh modalnya berkurang oleh karena itu wakaf itu belanja modal sehingga harta wakaf tidak boleh dibagi dulu tapi diolah dulu baru dibagi-bagi kepada nadzirnya. Nadzirnya pun maksimum 10 persen,” kata M. Nuh saat menyampaikan sambutan.
Pria asal Surabaya mengungkapkan, strategi wakaf ke depan adalah investasi. Wakaf jenis ini tidak boleh dilupakan sebab dengan modal belanja investasi tersebut dapat berkembang secara membesar dan bisa menjadi solusi dalam berbagai masalah.
Dalam kegiatan tersebut juga terdapat penandatangan MoU antara Badan Wakaf Indonesia dengan telkomsel untuk wakaf poin dan PT Katama Suryabumi untuk wakaf hak kekayaan intelektual konstruksi laba-laba.
Editor : Badan Wakaf Indonesia