Wakaf Goes To Campus, Pengarusutamaan Wakaf Bagi Generasi Milenial

Selayang pandang Wakaf Goes To Campus (WGTC) Badan Wakaf Indonesia

Badan Wakaf Indonesia terus berupaya meningkatkan literasi wakaf agar masyarakat memahami, mencintai, dan gemar berwakaf. Prioritas utama gerakan literasi wakaf antara lain masyarakat kampus, terutama mahasiswa, atau generasi milenial. Kampus dan generasi milenial sengaja menjadi target utama peningkatan literasi wakaf karena mereka adalah kaum terdidik yang memiliki kecerdasan, kemampuan intelektual serta tanggung jawab sebagai agen perubahan sosial. Mereka mempunyai peran dan posisi strategis dalam menentukan kehidupan bangsa di masa depan.

Karena itu pengenalan wakaf produktif kepada generasi milenal sejak dini sangat diperlukan sebagai bentuk investasi sumberdaya agar kelak mereka turut andil dalam memajukan dunia perwakafan di Indonesia.

Untuk mewujudkan cita-cita ini, Badan Wakaf Indonesia menggelar Wakaf Goes to Campus (WGTC) di pelbagai perguruan tinggi di Indonesia.

https://www.youtube.com/watch?v=ULhZgNg3tRA
Selayang Pandang Wakaf Goes to Campus (WGTC) Badan Wakaf Indonesia (BWI)

Roadshow Wakaf Goes to Campus putaran pertama kali dimulai di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta. pada Mei 2018. Kegiatan utamanya berupa seminar nasional, membangun startup berbasis wakaf sangat diminati mahasiswa. Tidak kurang dari 400an mahasiswa memadati ruangan tersebut. Begitupun bedah buku ,“Fenomena Wakaf Indonesia,” dan “Tantangan Menuju Wakaf Produktif” di ikuti 300an mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta.

Salah satu peserta Wakaf Goes to Campus Maghfiroh Maulidia Putri mahasiswi Universitas Indonesia menuturkan perasaannya sangat senang setelah mengikuti kegiatan tersebut. Karena dapat manfaat berupa bisa mengenal wakaf beserta manfaatnya. Dara satu ini mengatakan dengan uang Rp.10.000 generasi milenial bisa berwakaf. Maghfiroh kedepan ingin melakukan program konkrit berupa mengajak generasi milenial lain berwakaf pasca adanya kegiatan itu.

Wakaf Goes to Campus putaran kedua di selenggarakan Institut Teknologi Bandung akhir bulan September 2018 yang diikuti 2 perguruan tinggi lainnya diluar Institute Teknologi Bandung yaitu: Universitas Pendidkan Indonesia dan Universitas Islam Sunan Gunung Jati. Kegiatan yang digelar cukup beragam. Selain seminar wakaf produktif berbasis fintech juga FGD tentang perumusan kurikulum wakaf dari SD sampai perguruan tinggi yang berstandar Nasional. Bersamaan acara itu BWI juga meluncurkan Wakaf Investasi Mahasiswa Indonesia disingkat WIMI sebagai praktek program wakaf produktif di Perguruan Tinggi.

Faris peserta Wakaf Goes to Campus mengatakan dengan mengikuti even tersebut mendapat pengetahuan baru tentang wakaf dan merasa termotivasi untuk ikut terlibat didunia perwakafan di kampus maupun dimasyarakat.

Wakaf Goes to Campus putaran ketiga diselenggarakan di Surabaya, lebih tepatnya di Universitas Airlangga. Kegiatan tersebut diikuti peserta dari Intitut Teknologi Surabaya, Univesitas Negeri Surabaya, UIN Sunan Ampel serta Perguruan Tinggi lainnya selain peserta dari Universitas Airlangga. Dalam even Wakaf Goes to Campus digelar seminar, talkshow, dan pelatihan kader penggerak wakaf kampus yang dikemas dalam pemilihan duta wakaf kampus Badan Wakaf Indonesia tingkat Provinsi Jawa Timur yang nantinya yang terpilih akan menjadi penggerak perwakafan di kampusnya.

Wakaf Goes to Campus Surabaya telah melahirkan UNAIR sebagai pionir Nazhir kampus pertama di Surabaya dan sekitarnya.

Selajutnya Wakaf Goes to Campus putaran keempat di UNIBRA Malang.

Putaran kelima di selenggarakan di lima Universitas di Yogyakarta yaitu: Universitas Islam Sunan Kalijaga, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Putaran keenam diselenggarakan di wilayah Sumatera Selatan tepatnya di dua universitas yang terdiri dari Universitas Sriwijaya dan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Putaran ketujuh digelar di Intitut Pertanian Bogor. Pada kegiatan Wakaf Goes to Campus tersebut peserta yang bernama Diah Bardiah mengungkapkan, ia merasa senang bisa ikut serta hadir dalam kegiatan itu, sehingga ia dan teman-temannya jadi mengenal lebih dalam tentang wakaf yang dari sebelumnya belum mengenal jadi mengenal lebih dalam apa itu wakaf. Serta jadi tahu ada yang namanya wakaf produktif yang sangat luar biasa bentuknya. Bisa wakaf obligasi, sukuk, asuransi dan lain sebagainya. Ia juga sudah mempraktekkan berwakaf dengan aplikasi yang itu dilakukan dengan mudah oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun.

“Saya sudah mempraktekkan berwakaf dengan aplikasi yang memang bisa dilakukan untuk semua level atau semua orang itu dilakukan dengan mudah. Jadi dengan Rp.10.000 kita bisa berwakaf,” terang Diah Bardiah.

Diah berharap dengan adanya Wakaf Goes to Campus, dunia perwakafan di Indonesia bisa maju dan berkembang.

Reporter: Taufik
Editor : Khayun

Loading

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

2 Responses

  1. Saya Mayurida, Mahasiswi S3 UIN Sumatera utara, beberapa waktu yang lalu melakukan riset terkait urgensi edukasi dan literasi wakaf di pesantren, dan hasil riset sudah di kirimkan ke email BWI semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent posts