Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA berkunjung ke RS. Mata Achmad Wardi BWI-DD, Sabtu, (12/09/2020). Dalam kunjungannya ketua BWI ini memantau progress RS. Mata Achmad Wardi BWI-DD yang tengah mengembangkan layanan Retina Center.
Masuk ke area lobi RS, Prof. Nuh menyapa para pasien yang datang berobat. Bertanya seberapa jauh para pasien yang datang ke RS Mata.
“Tadi kita tanya itu dari mana, berapa lama mereka ke sini. Ada yang 4 jam. Berarti Rumah Sakit kita ini sudah dikenal baik.” Ungkap Prof. Nuh.
Dalam momen kunjungan ini Prof. Nuh memeriksa satu per satu layanan dan ruangan di RS. Seberapa optimal Rumah Sakit memberikan layanan kepada masyarakat. Di lobi utama, Prof. Nuh masih menyempatkan bertanya pada salah satu pasien di kursi tunggu, yang menyatakan berobat 4 kali dan kondisi matanya semakin membaik. Sejenak berbincang dengan pasien dan mendoakan kesembuhan untuknya, Prof. Nuh menuju layanan administrasi (pendaftaran). Seterusnya Prof. Nuh ke ruang data medik, beberapa saat kemudian menyampaikan masukan agar dapat data medik didigitalisasi untuk perbaikan layanan.
Satu persatu ruangan Prof. Nuh masuki, dan beberapa kali masukan disampaikan kepada Direktur RS. Mata Achmad Wardi BWI-DD, dr. Badrus. Dr. Badrus menyampaikan, insyallah hal-hal yang disampaikan Prof. Nuh akan segera dibenahi, selain itu hal ini sejalan dengan kondisi rumah sakit yang tengah di renovasi.
Prof. Nuh yang didampingi H. Sarmidi Husna,MA, sekretaris BWI, dan Dr. Fakhruroji pun sempat melihat-lihat ruang operasi. Terlebih dahulu rombongan yang masuk diminta memakai pakaian dan sendal steril. Di ruang operasi Prof. Nuh mendapatkan informasi bahwa setiap hari pasien yang dibedah rata-rata 14 orang dengan estimasi waktu 15 menit.
Setelah meriksa ruangan Prof. Nuh ke area belakang rumah sakit, yang nampak masih dipugar di sana-sini. Termasuk area parkir untuk dokter. Rupanya, rumah sakit tengah melakukan renovasi menyeluruh untuk peningkatan layanan dengan adanya retina center di lantai 2. Termasuk misalnya daya tampung parkir yang diperkirakan akan semakin membludak melihat trend peningkatan pasien setiap bulannya. Masih di area belakang rumah sakit, Prof. Nuh melihat sumber listrik cadangan yang dimiliki rumah sakit. Prof. Nuh berharap pasokan listrik rumah sakit jangan sampai mengganggu layanan pada pasien.
Prof. Nuh menyusuri area samping yang menjadi area pengolahan sampah, lanjut menaiki jalur ke lantai dua yang terlihat dalam proses finishing dengan kemiringan 70 derajat.
Di lantai 2, Prof. Nuh melihat satu persatu ruang dan tempat-tempat yang akan dipakai sebagai layanan retina center RS Mata. Kamar mandi di setiap ruangan tak luput dari pantauan Prof. Nuh. Beberapa kali Prof. Nuh menyampaikan masukan. Misalnya soal bahan pintu yang Prof. Nuh kalau bisa memakai bahan bukan PVC agar rumah sakit benar-benar memberikan layanan terbaiknya setidaknya sesuai standar.
Setelah berkelililing rombongan diajak Direktur ke ruang rapat untuk berbincang mengenai perkembangan RS “Wakaf” Achmad Wardi yang merupakan produk kerjasama Badan Wakaf Indonesia dan Dompet Dhuafa dengan skema wakaf.
Dalam paparannya Direktur RS. Mata Achmad Wardi menyampaikan target dan capaian rumah sakit. Secara umum memanng RS Mata Wakaf pertama di Asia ini memiliki trend kemajuan dengan grafik kenaikan yang baik. Prof. Nuh bahkan mengomentari melihat data yang disampaikan direktur, menurut Prof. Nuh RS Mata Achmad Wardi BWI-DD masuk kategori sangat sehat. Untuk itu menurut Prof. Nuh, baiknya kondisi yang baik ini dijadikan peluang untuk mengembangkan rumah sakit dalam bentuk reinvestasi ke aset lain atau untuk perluasan.
Dalam kesempatan itu, Prof. Nuh menyampaikan secara umum, Rumah Sakit Mata Achmad Wardi BWI-DD sudah memiliki standard yang baik. Dan Prof. Nuh, berharap agar Dr. Badrus dan segenap karyawan tidak berpuas hati atas capaian yang telah didapat. Terus tingkatkan kualitas dan layanan, semakin meningkat, semakin meningkat.
“Kalau bisa terus tingkatkan kualitas layanan dan SDM. Perbaiki sistem yang masih kurang. Untuk SDM, bisa berikan pelatihan pada karyawan. Kalau bisa jangan beri pelatihan di rumah sakit biasa, berikan pelatihan ke RS yang benar-benar unggul.” Arahan Prof. Nuh.
Repoter : Taufik
Editor : Khayun