Pusat Antar Universitas (PAU) Wakaf secara resmi diluncurkan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) dipimpin langsung oleh Prof. Mohammad Nuh melalui live virtual zoom maupun offline di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/3). Dalam agenda ini juga digelar webinar bertajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Nasional di Bidang Wakaf”.
Pada kesempatan itu, Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh mengatakan bahwa bonus demografi yang tengah dan akan berlangsung harus dimanfaatkan untuk memperkuat perwakafan nasional sebagai pintu gerbang memperkuat kesejahteraan bangsa.
“Jadi, anak-anak usia kerja itu jumlahnya naik dan pada puncaknya nanti diperkirakan 70 persen. Kalau populasi umat ini kira-kira 87 persen maka anak muda pun jumlahnya akan kira-kira 87 persen Muslim,” katanya saat meresmikan Pusat Antar-Universitas (PAU)
Menurut dia angka populasi usia produktif akan terus naik, dimulai tahun ini hingga puncaknya pada 2036 mendatang. Jumlah usia kerja akan naik dan diperkirakan tumbuh hingga 70 persen.
Belum lagi angka mobilitas vertikal di bidang pendidikan. “Saat puncak bonus demografi yang dipredikasi pada 2036 akan ada banyak lulusan sarjana, kondisi ini tentu berbeda dengan beberapa tahun ke belakang yang angkanya terbatas,” katanya.
Di samping itu, angka kesejahteraan umat Islam terus mengalami kenaikan. Hal itu ditandai dengan menjamurnya sekolah-sekolah berbasis Islam yang bayarannya mahal tetapi sangat digandrungi masyarakat.
“Artinya, kelompok menengah akan semakin besar. Ini potensi untuk menjadi wakif (pihak yang memberikan wakaf). Karena pendidikannya juga baik maka itu adalah potensi untuk menjadi bagian dari penebar kebajikan itu,” katanya.
Ia menambahkan selain bonus demografi, momentum yang juga mesti dimanfaatkan yakni bonus digital. Di era saat ini, masyarakat seolah dipaksa untuk hidup di era digital dan secara perlahan bertransformasi agar tidak tertinggal perkembangan zaman.
Karena itu, kata dia, penguatan wakaf yang dilakukan BWI harus pula hadir dalam sendi-sendi kehidupan digital demi kemaslahatan umat.
“BWI pun sekarang sedang melakukan transformasi digital itu. Nah momentum yang lain adalah keberagamaan atau tingkat religiusitas atau kesadaran beragama juga semakin naik dan baik,” katanya.
Maka dari itu, dengan hadirnya PAU diharapkan menjadi pionir terciptanya digitalisasi data wakaf yang terintegrasi dalam satu database nasional bisa diakses semua elemen masyarakat sehingga tercipta transparansi data pengelolaan wakaf yang mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan wakaf.
Selain itu, jumlah terakhir sebanyak 21 Perguruan Tinggi telah bergabung menjadi anggota PAU bidang wakaf sampai kamis sore (18/03/2021).