Jakarta – Salah satu alasan utama mengapa aset wakaf tidak produktif adalah tidak adanya sumber daya finansial untuk mendanai proyek wakaf produktif. Karena itu, BWI sedang menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah Islamic Development Bank (IDB). Saat ini, IDB bersedia membantu pendanaan pengembangan proyek wakaf produktif di Indonesia.
Demikian diungkapkan Perwakilan IDB untuk Kawasan Asian Tenggara Kunrat Wirasubrata saat berkunjung ke Sekretariat BWI di Gedung Bayt Al-Quran TMII, Jakarta Timur, kemarin. Pada kesempatan tersebut, Kunrat menyatakan kesediaannya untuk bekerjasama dengan nazhir-nazhir di Indonesia melalui BWI dalam mengembangkan aset wakaf yang terbengkalai.
Ia mengatakan bahwa tujuan utamanya berkunjung ke BWI adalah untuk bekerjasama dengan BWI dalam mengelola dan mengembangkan aset wakaf di Indonesia. Bidang pengembangan wakaf yang diminati oleh IDB saat ini adalah pengembangan bidang properti.
Sebelum proyek diajukan ke BWI, tambah Kunrat, status tanahnya harus sudah jelas legalitasnya, disamping itu juga harus disertakan hasil studi kelayakan pada pengembangan aset wakaf tersebut.
Wakil Sekretaris BWI Cholil Nafis yang juga hadir pada rapat tersebut mengatakan bahwa tidak hanya pengembangan asetnya, IDB juga akan bekerjasama dengan BWI dalam peningkatan kualitas sumber daya nazhir. “Ini penting sebab kualitas nazhir biasanya akan berbanding lurus dengan produktifitas aset yang dikelolanya,” katanya.
Untuk itu, BWI bekerjasama dengan IDB akan mengadakan pelatihan manajemen wakaf produktif bagi nazhir wakaf tanah dan uang. “Semoga dalam waktu dekat akan segera terwujud,” tandasnya.
Ide ini disetujui IDB karena memang kualitas nazhir di Asia Tenggara masih jauh dari kategori profesional. Makanya harus ada peningkatan sumber daya nazhir. Selain menyasar nazhir, pelatihan manajemen pengelolaan wakaf produktif ini juga menyasar kalangan akademiki di kampus-kampus.
Kunrat menuturkan, Kedatangan Perwakilan IDB ini terkait dengan posisi stategis kelembagaan BWI dan juga ketuanya yang berperan sebagai Ketua Forum Nazhir Asia Tenggara. IDB berharap BWI dapat menjadi percontohan nazhir di kawasan Asia Tenggara yang mampu “menyulap” perwakafan di asia tenggara yang “tidur”, menjadi pusat gerakan penguatan ekonomi masyarakat. (gus/au).