Pengembangan wakaf di Yordania sangatlah unik. Negara memiliki Kementerian Wakaf yang disebut Wizaratul Auqaf fokus mengembangkan dan mengelola wakaf. Melalui sektor pertanian dan pariwisata wakaf produktif berhasil dijalankan. Pengelolaan wakaf di Yordania bisa dikatakan sangatlah produktif. Hasil pengelolaan wakaf itu dipergunakan berbagai proyek kemaslahatan umat. Salah satunya, di wilayah barat kota Amman.
Pertama, mengembangkan tanah pertanian sebagai tempat wisata didekat kota Amman. Disana, tanah pertanian digarap untuk perkebunan ada 2000 pohon zaitun, anggur, kurma, dan buah badam. Kedua, memperbaiki perumahan penduduk yang ada di beberapa kota di negara Yordania. Didekat kota Amman ada wilayah seluas 79 Dunum (ukuran empat persegi dengan luas kira-kira 900M2). Diareal tersebut ada tanah pertanian yang berisi 1346 pohon zaitun, anggur, kurma, buah badam. Ketiga, membangun perumahan untuk petani yang mengelola kebun zaitun, anggur, kurma, dan buah badam. wilayah perumahan ini memiliki luas 84 dunum. dengan aset produktif berupa 2300 pohon zaitun. Keempat, Membangun sebuah tempat suci di daerah selatan. Disamping itu, masih banyak lagi daerah-daerah dengan potensi dikembangkannya sebuah perkebunan zaitun dengan dana wakaf. Seperti di daerah bagian tepi timur dan tepi barat.
Dalam mengelola harta wakaf agar terus produktif, Kementerian wakaf Yordania melakukan beberapa cara yakni, mengembangkan hasil harta wakaf, menyewakan tanah wakaf dalam waktu lama. Kementerian wakaf meminjam uang pada pemerintahan untuk biaya pembangunan proyek-proyek tanah wakaf. Menanami tanah wakaf dengan tanaman-tanaman komuditas utama Yordania. Terahkir mengelola dana potongan dari pendapatan pariwisata dan tempat suci di Yordania.
Pada tahun 1984 Kementerian Wakaf memperoleh pendapatan mencapai 680 ribu Dinar Yordania dari tanah-tanah wakaf yang disewakan. Dan memperoleh 120 ribu Dinar Yordania dari pendapatan tempat-tempat suci sebagai destinasi pariwisata. Banyak capaian lainnya yang didapat oleh kementerian wakaf Yordania, yakni, membangun sekolah tinggi dan fakultas dakwah, mendirikan 53 tempat belajar Al-Qur’an dan hadist, perpustakaan, rumah sakit, media masa, dan lembaga arkheologi penelitian peninggalan Islam.
Bentuk pengelolaan wakaf produktif yang dilakukan di Yordania menjadi motivasi dan inspirasi bagi Badan Wakaf Mandiri salah satu Nazhir di Indonesia untuk mengelola wakaf secara produktif. Wakaf Mandiri telah memiliki Komplek Kemandirian untuk program pendidikan dan beasiswa mulai SMP hingga Sekolah Tinggi di Sidoarjo, Pesantren Kemandirian yang berada di Gemolong, Sragen, yang mengembangkan tanah wakaf di sektor pertanian, dan perikanan.
Program tersebut telah menyasar ribuan mauquf ‘alaih (penerima manfaat) dari berbagai provinsi di Indonesia. InsyaAllah inovasi untuk mewujudkan wakaf produktif terus diupayakan oleh Wakaf Mandiri seperti yang dilakukan Yordania.