Membangun Desa Wakaf Mualaf Badui

Ada cahaya surga yang bisa kita jemput dalam nikmat Islam bersama masyarakat mualaf Badui…

Setelah Wakaf Salman ITB meluncurkan rangkaian program Cakeb Ramadan pada 1 April 2022 lalu (baca di sini), sekarang program pembangunan kawasan bina mualaf terpadu di pedalaman Banten mulai terealisasikan bersama Baitul Wakaf Indonesia. Tepatnya Desa Wakaf Mualaf Badui yang akan menjadi rumah hangat berlampukan Islam untuk para mualaf Suku Badui.

Mengenal Lebih Dekat Mualaf di Suku Badui

Suku Badui tinggal di wilayah desa bernama Desa Kanekes. Lokasi koordinatnya di 6027’27’’ – 6030’0’’ Lintang Selatan dan 10604’55’’ Bujur Timur. Persebaran Suku Badui sendiri terbagi menjadi dua, yakni Badui Dalam dan Badui Luar. Suku Badui Dalam tinggal diantara 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Sementara Badui Luar yang diantaranya merupakan mualaf, tinggal di kampung-kampung yang mengitari ketiga kampung tempat Badui Dalam bermukim.

Sebelum menjadi mualaf, penduduk Badui Luar pun tinggal di wilayah Badui Dalam. Namun, ketika mereka bersyahadat dan mulai menjalani hidup sebagai muslim maka mereka meninggalkan masyarakat adat. Begitupun dengan masyarakat Badui yang masuk ke dalam agama selain Islam. Meskipun demikian, bukan berarti terjadi konflik horizontal antara masyarakat adat pemeluk Sunda Wiwitan dan para mualaf. Mereka tetap hidup berdampingan dan tetap berselimutkan budaya yang terakulturasi.

Lalu, bagaimana Mualaf Suku Badui hidup bila meninggalkan masyarakat adat?

Setelah memutuskan beragama Islam, maka setiap mualaf memulai hidup baru. Artinya, mereka pun akan tinggal di wilayah Badui Luar, membangun rumah baru, menggarap lahan baru, dan belajar kebiasaan-kebiasaan baru yang memang selama ini tidak terjadi di Badui Dalam. Salah satu contohnya adalah kebiasaan mereka untuk buang air. Sebelumnya di Badui Dalam, tidak ada sarana prasarana atau fasilitas seperti MCK & toilet. Mereka buang air beralaskan tanah, membersihkan diri dengan dedaunan ataupun pergi ke tengah sungai.

Mendapati kondisi tersebut, masyarakat mualaf Badui Luar bukan sekadar membutuhkan bantuan untuk memiliki sajadah, mukena, atau Al-Quran saja. Tetapi juga tanah, tempat tinggal, fasilitas air bersih tersistem, dan fasilitas ibadah. Oleh karena itu, persoalan membangun desa wakaf di tanah Badui bukan hanya tentang membangun Islam di sana. Lebih kepada membangun peradaban Islam.

Apakah wakaf bisa mewujudkan peradaban Islam di Badui?

Sebagaimana konsep Islam rahmatan lil alamin, maka kehadiran Islam di tengah masyarakat Badui pun bisa memberikan kehidupan yang lebih baik. Berbekal salah satu pilar pembangun ekonomi Islam yakni wakaf, sedekah jariyah yang tidak akan putus mengalirkan pahala jariyah untuk si pemberi wakaf selama wakafnya bermanfaat. Peradaban Islam di Badui pun bisa dimulai dengan wakaf sebagaimana Rasulullah Saw. mencontohkan hijrahnya ke Madinah membangun masjid dan memulai peradaban Islam.

Saat ini, telah ada sejumlah tanah wakaf di Desa Kanekes yang mulai dibangun mushola hingga tempat tinggal. Masih banyak kebutuhannya karena jumlah mualaf yang juga banyak. Tetapi dengan bukti tanah wakaf yang sekarang sudah bermanfaat, kekuatan gotong royong wakaf pun kedepannya bisa membangun kawasan bina mualaf terpadu di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Karena itulah, para lembaga NGO termasuk nazhir Wakaf Salman dan Baitul Wakaf Indonesia juga segera memulai langkah menghimpun wakaf untuk membangun Desa Wakaf Mualaf Badui. Semua harapan masyarakat Suku Badui untuk dirangkul oleh kita saudara seislamnya, bisa terwujud dengan kekuatan wakaf bersama-sama. Dengan begitu, semakin banyak tali persaudaraan dunia-akhirat yang bisa muslim Indonesia sambungkan dengan membantu satu sama lain.

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik Radiallahu Anhu, dari Rasulullah Saw., beliau bersabda:

Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Ditulis oleh Retno Ika Lestari Widianti/Wakaf Salman ITB

Loading

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *