“Kami ingin mengenal NU lebih dekat sebagai entitas utama penggerak pertahanan aset muslim,” kata Datuk H Anan bin Muhamad, kepala rombongan setelah memperkenalkan seluruh anggota rombongannya di lantai lima gedung PBNU.
Mereka disambut oleh jajaran pengurus besar NU. Tampak hadir menyambut tamu H Ahmad Fayumi, ketua LWFNU dan H Amir Makruf, direktur LAZISNU.
Dalam kesempatan itu, KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU menceritakan singkat pembentukan NU dan dinamikanya hingga saat ini. Sementara, Marsudi Syuhud, Sekjen PBNU memaparkan aset yang dimiliki NU berikut cara pengelolaannya.
“Sebanyak 21.023 pesantren berdiri dalam bentuk wakaf. Semua dikelola oleh para kiai di tingkat pedesaan,” kata Marsudi di hadapan tamu kunjungan yang kebanyakan berasal dari kementrian agama pemerintahan Malaysia.
Perwakafan NU cukup terbuka, kata Marsudi menjawab seorang tamu yang bertanya. Buktinya, NU memiliki kantor PCINU di Malaysia. Selain di Malaysia, kantor PCINU juga banyak tersebar di sejumlah benua, Asia, Afrika, Eropa, Amerika. Semua aset tersebut berbentuk wakaf.
Selain kantor pengurus NU, aset NU juga mengambil bentuk masjid, sekolah, rumah sakit, dan universitas. Semua aset tersebut dikelola oleh pengurus NU mulai dari tingkat ranting sampai PBNU. Masing-masing tingkat pengurus, sudah mengerti dengan sendirinya akan tanggung jawab pemeliharaan aset tersebut, tandasnya. [nuonline]