Belum banyak yang tahu bahwa sejumlah universitas terkenal di Inggris didirikan dan dioperasikan hingga kini menggunakan sistem wakaf atau endowment, bukan dari pendanaan pemerintah.
Fakta menarik mengenai independensi universitas inilah yang didapat para ulama Jawa Barat peserta English for Ulama saat mengunjungi Universitas Oxford, Inggris.
Dalam kesempatan itu, Empat ulama asal Jawa Barat, Muhamad Fachrurrazi, Muhammad Luthfi, Oki Setiana Dewi, dan Neneng Yanti Khozanatu Lahpan, mengunjungi Oxford Centre for Islamic Studies dan Worcester College pada Universitas Oxford, Sabtu (18/11/2023).
Mereka disambut hangat oleh Dato Dr Afifi al-Akiti sebagai Fellow in Islamic Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies sekaligus dosen pertama dari Nusantara yang mengajar di Universitas Oxford.
Dr Afifi memandu para ulama dan delegasi Pemprov Jabar berkeliling Oxford Centre for Islamic Studies dan Worcester College.
Dalam paparannya, Dr Afifi mengatakan para pendiri Universitas Oxford terinspirasi sistem wakaf yang dijalankan umat Islam di Abad Pertengahan dalam membangun sistem pendidikan.
Mereka pun akhirnya mendirikan dan mengoperasikan Universitas Oxford melalui sistem wakaf.
“Sehingga pemerintah tidak bisa campur tangan dalam operasional universitas ini. Karena istilahnya, semua dioperasikan melalui sistem wakaf. Ini terinspirasi dari sistem wakaf pendidikan di Dunia Islam, seperti pesantren di Nusantara,” kata Dr Afifi di sela kegiatannya.
Sejak wakaf dipraktekkan sebagai penopang pendidikan di Universitas Oxford dan Universitas Cambridge, wakaf di Dunia Barat hingga kini menjadi motor penggerak penting kemajuan pendidikan.
Hingga kini, pembangunan dengan sistem wakaf dilakukan para alumni universitas tersebut, termasuk untuk operasional dan beasiswa.
“Dengan sistem wakaf, independensi di universitas ini sangat terjaga. Jika ada pejabat negara menitipkan paksa anaknya untuk belajar di sini, akan menjadi skandal besar,” ujarnya.
“Tidak ada titip-titipan, demi menjaga kualitas pendidikan. Wakaf jugalah yang membuat nama universitas ini begitu terkenal baik di dunia,” kata Dr Afifi.
Peserta English for Ulama, Muhammad Luthfi, mengatakan penyelenggaraan pendidikan seperti di Universitas Oxford ini sangat baik untuk kembali diterapkan di Indonesia.
Mengingat akarnya memang diajarkan oleh Islam.
“Kita tersadarkan bahwa nilai-nilai kearifan lokal di Oxford dijaga, mereka mampu mengkombinasikan tradisi lama dengan tidak menutup diri dari kemajuan. Termasuk mengikuti tradisi wakaf dari umat Islam,” kata Luthfi.
Ia mengatakan pesantren dan pendidikan umum di Indonesia tampaknya harus memperkuat sistem wakaf di instansinya.