Pengurus Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kalimantan Tengah (Kalteng) melaunching Wakaf Uang dan Wakaf Calon Pengantin, Selasa, (05/03/2024). Kegiatan ini terselenggara dalam pengukuhan pengurus perwakilan BWI Kalteng periode 2023-2026 di di Aula Eka Hapakat (AEH) Lt. III Kantor Gubernur Kalteng.
Ketua BWI Kalteng, Dr. Abdul Halim menyampaikan bahwa launching wakaf uang ini menjadi program prioritas BWI Kaltim, bersinergi dengan Bank Syariah Indonesia dan Kementerian Agama.
“Kami diskusi dengan Pak Kakanwil Kemenag, bagaimana mengembangkan perwakafan di Kalimantan Tengah terlebih terkait wakaf tunai, dan arahan beliau kita akan launching digitalisasi wakaf uang dan wakaf calon pengantin.” Terangnya.
Kakanwil Kementerian Agama Prov. Kalteng Noor Fahmi melaporkan bahwa berbarengan dengan pengukuhan pengurus perwakilan BWI Prov. Kalteng ini terdapat 2 (dua) agenda yaitu Sosialisasi Launching Digitalisasi Wakaf Uang Tunai dan Wakaf Tunai Calon Pengantin.
Menurutnya, pada kepengurusan yang lama belum pernah dilaksanakan, mudah-mudahan kepengurusan yang baru bisa melaksanakan dua agenda baru ini yang bekerjasama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Palangka Raya.
“Kemenag Prov. Kalteng sangat mendukung, ingin bersinergi dan bekerjasama dengan BWI untuk mengimplementasikan program dari BWI ini, baik Wakaf Tunai maupun Wakaf Calon Pengantin serta untuk pendistribusiannya” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kalteng dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekda Nuryakin atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Launching Program Wakaf Uang Tahun 2024.
“Semoga amanah ini semakin meningkatkan komitmen Pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prov. Kalteng, untuk bisa maksimal melaksanakan tugas dan fungsinya dalam menggairahkan dan melakukan inovasi, serta optimalisasi peningkatan kesadaran berwakaf di Kalteng ini” ucapnya.
Nuryakin juga mengharapkan, dengan terbentuknya BWI Prov. Kalteng ke depan mampu mengembangkan dan membina komunikasi serta sinergitas yang baik dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, dalam upaya bersama mewujudkan tatanan kehidupan umat beragama dan pembangunan yang lebih baik, demi terwujudnya Kalteng Makin BERKAH (Bermartabat Elok, Religius, Kuat, Amanah, dan Harmonis).
“Selanjutnya kepada seluruh Pengurus BWI Prov. Kalteng yang terdahulu, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pengabdian dan sumbangsih, serta pemikirannya untuk Kalimantan Tengah” imbuhnya.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Prov. Kalteng, saya mengucapkan Selamat dan Sukses atas dikukuhkannya Pengurus BWI Prov. Kalteng Periode 2023-2026, semoga keikhlasan untuk mengurus umat bernilai ibadah dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan lahir dan bathin dalam mengemban tugas yang mulia ini” tutupnya.
Dalam arahannya, Ketua BWI Pusat, Prof. Dr. Ir. Mohammad NUH, menyampaikan pentingnya wakaf menjadi gaya hidup bagi semua yang hatinya telah terpaut dengan wakaf.
Merujuk pada kehidupan para sahabat Nabi, Prof Nuh menyampaikan bahwa tak ada seorangpun sahabat Nabi yang mampu, tidak melakukan aktifitas berwakaf. Semua berwakaf.
“Tidak ada seorangpun sahabat Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam yang memiliki kemampuan, kecuali mereka wakaf ( Ahkam al-Auqaf, Abu Bakr al-Kasshaf)” terangnya.
Lebih lanjut, Prof. Nuh menyampaikan pentingnya wakaf.
“Wakaf bukan hanya investasi akhirat, tetapi investasi yang manfaatnya bisa didapat di dunia dan akhirat, bagi diri sendiri dan masyarakat” ungkapnya.
Untuk itu, penting kiranya dengan potensi Wakaf (Tanah-Uang) yang sangat luar biasa, Prof Nuh meminta agar wakaf di kelola dengan sebaik mungkin (wakaf produktif) demi kemaslahatan dan kemartabatan umat (Pendidikan, Kesehatan dan kemiskinan).
“Orang baik adalah orang yang mempunyai kebiasaan baik. Semakin Baik, Semakin Banyak Kebiasaan Baiknya” katanya.
Prof. Nuh juga menggarisbawahi akan pentingnya penghimpunan wakaf uang melalui calon pengantin, pertama mengingat potensinya yang besar. Hal lain yang perlu dilihat juga peningkatan jumlah perceraian yang menurut Prof. Nuh juga menumbuhkan ekses-ekses “yatim” baru, wakaf uang dari calon pengantin ini dapat diarahkan ke sini manfaatnya.
“Dari pada ini para pasangan mengabadikan cinta dengan gembok cinta di Paris, jauh lebih utama mengabadikan cinta mereka dengan berwakaf, agar cinta mereka abadi seperti abadinya wakaf.” Singgungnya.
Khusus untuk Pengurus BWI Kalteng, Prof. Nuh memberikan 6 arahan penting. Pertama, menata niat, rukun dan kompak. Jangan tengkar (jika tengkar akan kehilangan 3 sekaligus): Kehilangan energi, kesempatan, dan keberkahan. Kedua, menjadikan wakaf sebagai lifestyle melalui sosialisasi, literasi dan gerakan wakaf uang serta wakaf melalui uang. Ketiga, Amankan (sertifikasi) dan berdayakan (produktif) aset wakaf-tanah. Keempat, Fokus pada program yang achievable-realistik (project based). Kelima, Perkuat sinergi dengan Kemenag, Pemerintah Daerah dan ATR/BPN serta lembaga pengelola aset umat : Bagian dari solusi persoalan di khususnya kemiskinan, pendidikan dan kesehatan. Dan keenam, perbanyak nadzir profesional (sertifikasi kompetensi nadzir).
Dalam kegiatan ini juga BWI Kalteng dan BSI melakukan MoU kerjasama dalam rangka penghimpunan wakaf uang dan wakaf calon pengantin di Kalimantan Tengah.