JAKARTA, BWI.or.id–Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi syariah agar menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian nasional. Karena itu, BI akan memperkuat kerja sama dengan seluruh pemangku kebijakan terkait untuk secara konsisten mendorong tiga pilar strategi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Demikian salah satu poin yang disampaikan Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo, dalam sambutannya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017, di Senayan, Jakarta, Selasa malam (28/11/ 2017.
“Pertama, pendalaman pasar keuangan syariah dan penguatan keuangan syariah untuk pembangunan akan ditempuh dengan mendorong penerbitan instrumen keuangan syariah berbasis wakaf, penerbitan instrumen sukuk berbasis wakaf dan pembiayaan berbasis islamic social finance, dan penerbitan instrumen likuiditas Bank Indonesia yang berbasis syariah,” kata Agus menjelaskan strateginya dalam siaran persnya.
Kedua, BI akan melanjutkan program pengembangan halal supply chain melalui penguatan dan implementasi model-model bisnis pemberdayaan ekonomi syariah, dukungan pendirian kawasan ekonomi syariah, serta penguatan kelembagaan dan infrastruktur pendukung termasuk dukungan pendirian World Islamic Investment Bank dan Islamic Inclusive Financial Service Board (IIFSB).
Terkait dengan pendirian IIFSB ini BI telah mendiskusikannya dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) pada Kamis (23/11/2017) pekan lalu.
Ketiga, kata Agus, BI melakukan akselerasi aktivasi sistem informasi zakat dan wakaf yang tengah dibangun bersama Kementerian Agama, Baznas, dan BWI; serta mendukung penyusunan kurikulum ekonomi serta keuangan syariah untuk berbagai jenjang tingkat pendidikan.
Pembuatan sistem informasi zakat dan wakaf sudah dimulai tahun ini atas kerja sama BI, Kementerian Agama, BWI, dan Baznas. Perjanjian kerja sama sudah diteken para pihak dan pada tanggal 16 Agustus 2017 di Gedung Sjafrudin Prawiranegara, Bank Indonesia, Jakarta
Penulis: Nurkaib