Wakaf makin hari menjadi buah bibir dan idola di kalangan milenial. Bahkan tak sedikit generasi milenial mulai mempratekkan dan melakukan Inovasi wakaf.
Inovasi wakaf terus bermunculan dari generasi muda. Salah satunya adalah Wakaf Hidroponik Greenwelfare yang digerakkan oleh kaum muda millennial berumur 15-20 yang di daerah Depok, Jawa Barat.
Wakaf ini telah berhasil setidaknya mencukupi kebutuhan sayur mayur sebuah Pesantren Salafi di Daerah Tapos, Depok. Direktur Eksekutif Greenwelfare, Nala Amirah menyatakan dia dan timnya bercita-cita ingin mempromosikan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan dengan mengkonsumsi makanan berbasis tanaman melalui program wakaf Hidroponik ini.
“Hasil panen sayuran sebagian digunakan untuk pemenuhan kebutuhan para santri di Pesantren Nurul Huda di Depok dan sebagian lagi dijual,” katanya dilansir dari laman republika, Kamis (10/12/2020).
Hasil penjualan digunakan untuk modal penanaman ulang sayur mayur lagi sehingga ada keberlanjutan produksi.
Wakaf ini mengumpulkan uang untuk dibelikan peralatan Hidroponik beserta greenhouse. Konsep ini dikenal dengan wakaf melalui uang. Yang diwakafkan adalah peralatan Hidroponik beserta greenhouse yang dikelola oleh Pesantren Salafi Nurul Huda di Depok, Tapos.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat menyatakan Wakaf Hidroponik adalah sebuah contoh baik pelaksanaan prinsip-prinsip syariah oleh generasi milenial.
“Jika kaum millennial yang berumur 15-20 tahun lebih banyak yang bergerak dan mengembangkan wakaf produktif seperti greenwalfare ini maka akan dapat memajukan wakaf di Indonesia,” katanya.
Lebih jauh, aktivitas wakaf produktif ini dapat menunjang perekonomian masyarakat. Emir berharap Greenwelfare Indonesia dapat mengembangkan Proyek Wakaf Hidoponik ini lebih banyak kedepannya.