Wakaf Uang untuk Rehabilitasi Sosial Pengungsi Rohingya

Jakarta – Direktur Global Humanity Response (GHR) ACT Doddy CHP, hingga saat ini masih berada di negara bagian Myanmar, tepatnya di Sittway ibu kota Rakhine State. Agenda utamanya, melakukan pemulihan sosial. Di wilayah pascakonflik komunal, terjejak problem horizontal yang perlu penanganan serius dan berkesinambungan.

Benar, situasi kian kondusif, namun ribuan korban hingga saat ini masih menempati tenda-tenda darurat yang jauh dari layak. Informasi yang diperoleh langsung dari Aung Than Tin, Menteri Kehutanan dan Pertambangan Rakhine State yang juga Ketua rehabilitasi bagi para pengungsi, mengungkapkan, shelter yang masih harus dibangun secepatnya minimal 500 blok. ACT baru menyelesaikan 10 blok shelter atau 100 unit shelter, dan telah dihuni 516 orang pengungsi. ACT tengah memasuki pembangunan tahap kedua untuk menuntaskan minimal hingga 100 blok shelter (seribu unit shelter).

“Selain melakukan program recovery ACT juga mendistribusikan bantuan pangan berupa paket beras untuk 2000 kepala keluarga, dan juga 604 selimut kepada 604 Kepala keluarga di kamp pengungsian.” Kata Doddy.

Di lapangan, Doddy menyaksikan, kondisi anak-anak di Sittway sangat memprihatinkan. Sebagian besar bertelanjang dada dan tak bersekolah. Makanan yang mereka konsumsipun sangat tak memenuhi standar gizi. Kalau pangan saja terbatas, apalagi sarana bermain. Akibatnya, mereka salurkan naluri bermainnya di selokan kotor, berhujan-hujan, berbecek-becek sebagai pengusir nestapanya.

“Saya sempat hadir di pengajian anak-anak Rohingya di masjid darurat yang mereka bangun. Luar biasa semangat mereka. Meski kondisi serba sulit, semangat belajar agama tetap menyala di hati mereka. Tak soal, itu dilakukan di tempat darurat beralas pasir yang dipadatkan. Di situ saya lihat ratusan anak berjubel belajar mengaji. Masa depan mereka selayaknya mendapatkan perhatian kita, terutama muslimin dari semua belahan dunia,” Ungkap Doddy

Doddy CHP menjelaskan, meskipun penuh sesak, mereka bisa bersyukur, ada masjid darurat. Sebelumnya, aktifitas itu berlangsung di tenda sempit dan kumuh yang sekaligus mereka tinggali.

Para pengungsi berkali-kali mengucapkan terima kasihnya kepada masyarakat Indonesia dan ACT yang telah memberikan perhatian besar kepada mereka. Saat ini mereka hanya bisa mendoakan agar para donatur mendapatkan pahala yang lebih besar dan rahmat dari ALLAH SWT.

Program Wakaf for Humanity yang digulirkan ACT, menjadi solusi persoalan berantai yang di hadapi oleh para penggungsi di Rakhine State Myanmar. Ladang amal membentangluas membuka kesempatan untuk siapa saja yang ingin berbagi menebar maslahat. Terbuka luas bagi para dermawan yang ingin berwakaf. Wakaf

anda di lahan ini, akan menjadikan pengundang senyum dan doa tulus mereka. “Wujud nyata wakaf uang berupa infrastruktur sosial di kamp pengungsian Setha Ma Gyi ini, insyaAllah akan memicu semangat pengungsi Rohingya menapaki kehidupan masa depan yang lebih baik,” harap Doddy. Jadi, jangan tunda untuk bergabung bersama komunitas filantropis terbesar di Indonesia. Salurkan Wakaf for Humanity untuk pengungsi Rohingya melalui rekening-rekening berikut ini:

BSM 1660021110
BCA 1630358007
Permata Syariah 0971144033
CIMB NIAGA 0800100984009
A/n : Aksi Cepat Tanggap

Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Care Line 021 741 4482
SMS 0853 3000 6000
Jemput Donasi 081283853434
Twitter @ACTforhumanity

(detik)

 

Loading

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *